A. Pengertian Model pembelajaran kooperatif TAI (Team Assisted Individualization)
TAI (Team Assisted Individualization) adalah salah satu jenis pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Frase Team Assisted Individualization dapat diterjemahkan sebagai “Bantuan Individual Dalam Kelompok (BIDaK)”. Model pembelajaran kooperatif TAI ini sering pula dimaknai sebagai Team Accelerated Instruction.
Model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) merupakan pembelajaran kooperatif yang pada pelaksanaannya siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen. Salah satu poin penting yang harus diperhatikan untuk membentuk kelompok yang heterogen di sini adalah kemampuan akademik siswa. Masing-masing kelompok dapat beranggotakan 4 - 5 orang siswa. Sesama anggota kelompok berbagi tanggung jawab.
Model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization atau Team Accelerated Instruction) merupakan strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered). Pada model pembelajaran kooperatif ini, siswa biasanya belajar menggunakan LKS (lembar kerja siswa) secara berkelompok. Mereka kemudian berdiskusi untuk menemukan atau memahami konsep-konsep. Setiap anggota kelompok dapat mengerjakan satu persoalan (soal) sebagai bentuk tanggungjawab bersama. Penerapan model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization lebih menekankan pada penghargaan kelompok, pertanggungjawaban individu dan memperoleh kesempatan yang sama untuk berbagi hasil bagi setiap anggota kelompok.
TAI adalah Kombinasi Pembelajaran kooperatif dengan Pembelajaran Individual
Model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization atau Team Accelerated Instruction) yang diprakarsai oleh Robert Slavin ini merupakan perpaduan antara pembelajaran kooperatif dan pengajaran individual. Metode ini memperhatikan perbedaan pengetahuan awal tiap siswa untuk mencapai prestasi belajar. Pembelajaran individual dipandang perlu diaplikasikan karena siswa memasuki kelas dengan pengetahuan, kemampuan, dan motivasi yang berbeda-beda. Saat guru mempresentasikan materi pembelajaran, tentunya ada sebagian siswa yang tidak memiliki pengetahuan prasyarat untuk mempelajari materi tersebut. Ini tentu dapat menyebabkan siswa-siswa yang tidak memiliki pengetahuan prasyarat itu akan gagal mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan guru. Bagi siswa-siswa lain, mungkin sudah menguasai materi pembelajaran itu, atau mungkin karena bakat yang dimilikinya dapat mempelajari dengan sangat cepat sehingga waktu yang digunakan oleh guru untuk mengajar menjadi mubazir.
TAI dirancang untuk memuaskan kriteria berikut ini untuk menyelesaiakan masalah-masalah teoretis dan praktis dari sistem pengajaran individual :
a. Dapat meminimalisir keterlibatan guru dalam pemeriksaan dan pengelolaan rutin
b. Guru setidaknya akan menghabiskan separuh waktunya untuk mengajar kelompok-kelompok kecil
c. Operasional program tersebut akan sedemikian sederhananya sehingga para siswa dikelas tiga keatas dapat melakukannya .
d. Para siswa akan termotifasi untuk mempelajari mater-materi yang diberikan dengan cepat dan akurat, dan idak akan bisa berbuat curang atau menemukan jalan pintas
e. Tersedianya banyak cara pengecekkan pengusaan supaya para sisiwa jarang menghabiskan waktu nmempelkajari kembali materi yang sudah mereka kuasai atau menghadapi kesulitan serius yang membutuhkan bantuan guru. Pada pos pengecekkan penguasaan, dapat tersedia kegiatan-kegiatan pengajaran alternatif dan tes-tes yang paralel
f. Para siswa akan dapat melakukan pengecekkan satu sama lain, sekalipun bila siswa mengecek kemampuannya ada dibawah siswa yang dicek dalam rangkaian pengajaran, danm prosedur pengecekkan akan cukup sederhana dan tidak terganggu si pengecek
g. Programnya mudah dipelajari baik oleh guru maupun siswa, tidak mahal, fleksibel, dan tidak membutuhkan guru tambahan ataupun tim guru
Dengan membuat para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kooperatif, dengan status yang sejajar, program ini akan membangun kondisi untuk terbentuknya sikap-sikap positif terhadap siswa-siswa main stream yang cacat secara akademik dan diantara para siswa dari latar belakang yang ras atau etnik yang berbeda. Bahkan pembelajaran menggunakan metode TAI dengan dilengkapi modular dan portofolio dapat meningkatkan prestasi belajar siswa (Sri Retno,dkk:2008)
Ciri-ciri model pembelajaran TAI (Team Assisted-Individualization):
· Belajar bersama dengan teman
· Selama proses belajar terjadi tatap muka antar teman
· Saling mendengarkan pendapat di antara anggota kelompok
· Belajar dari teman sendiri dalam kelompok
· Belajar dalam kelompok kecil
· Produktif berbicara atau saling mengemukakan pendapat
· Keputusan tergantung pada siswa sendiri
· Siswa aktif (Stahl, 1994). Dan yang paling utama adalah setiap siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru.
B. Unsur-unsur TAI
Dalam buku Cooperatif Learning yang ditulis oleh Robert E. Slavin, model pembelajaran kooperatif tipe TAI memiliki unsur-unsur sebagai berikut:
1) Teams, yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri atas 4 sampai 5 siswa.
2) Tes Penempatan, yakni pemberian tes pra program dalam bidang operasi matematika pada permulaan pelaksanaan program. Mereka ditempatkan pada tingkat yang sesuai dalam program individual berdasarkan kinerja mereka dalam tes ini. Biasanya melihat kelemahan siswa pada bidang tertentu
3) Materi- materi Kurikulum. Para siswa bekerja pada materi-materi kurikulum individual.Tiap unit mempunyai bagian-bagian sebagai berikut:
Ø Halaman panduan yang mengulang konsep-konsep yang diperkenalkan oleh guru dan memberikan metode tahap demi tahap dari penyelesaian masalah.
Ø Beberapa halaman untuk latihan kemampuan, tiap latihan kemampuan memperkenalkan sub kemampuan yang mengarah pada penguasaan akhir dari seluruh kemampuan.
Ø Halaman tes formatif 2 set
Ø Halaman tes unit
4) Belajar Kelompok, yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh kelompok dan guru memberikan bantuan secara individual kepada siswa yang membutuhkannya. Berikut penjelasannya:
o Setelah dalam kelompok, para siswa membaca halaman panduan dan meminta teman satu tim atau guru untuk membantunya bila diperlukan. Selanjutnya mereka mulai mengerjakan latihan kemampuan dalam unit mereka.
o Tiap siswa mengerjakan 4 soal pertama dalam latihan kemampuannya sendiri dan selanjutnya di cek oleh teman satu timnya dengan halaman jawaban yang tersedia. Apabila keempat soal tersebut benar, siswa tersebut dapat melanjutkan latihan kemampuan berikutnya. Jika ada yang salah, mereka harus mencoba mengerjakan kembali keempat soal tersebut sampai siswa bersangkutan dapat menyelesaikan keempat soal dengan benar. Para siswa yang menghadapi masalah pada tahap ini didorong untuk meminta bantuan dari timnya sebelum meminta bantuan dari guru.
o Apabila siswa sudah dapat menyelesaikan keempat soal dengan benar dalam latihan kemampuan terakhir, dia akan mengerjakan tes formatif A, yaitu kuis yang terdiri dari 10 soal yang mirip dengan latihan kemampuan terakhir. Siswa mengerjakan sendiri tes formatif sampai selesai. Teman satu timnya akan mengitung skornya. Apabila siswa mampu mengerjakan delapan soal atau lebih dengan benar, teman satu timnya akan menandatangani hasil tes itu dan siswa tersebut dapat langsung mengerjakan tes unit. Apabila siswa tersebut tidak dapat mengerjakan dela[an soal dengan benarm maka guru akan dipanggil untuk membantu menyelesaikan masalah yang dihadapinyam dan guru tersebut akan memintanya mengerjakan kembali soal latihan kemampuan lalu kemudian tes formatif B. Lalu setelah itu siswa tersebut mengerjakan tes unit.
5) Skor Tim dan Rekognisi Tim, yaitu guru menghitung jumlah skor tim, yang didasarkan pada jumlah rata-rata unit yang bisa dicapai oleh anggota tim dan jumlah tes unit yang berhasil diselesaikan. Kriteria yang tinggi ditetapkan bagi sebuah tim untuk menjadi Tim Super, kriteria sedang untuk menjadi Tim Sangat baik dan kriteria minimum umtuk menjadi Tim Baik. Tim yang memenuhi krietria sebagai Tim Super dan Tim Sangat baik menerimas sertifikat yang menarik.
6) Kelompok Pengajaran, yakni guru memberikan pengajaran kepada 2 atau tiga tim yang berbeda untuk mengenalkan konsep-konsep utama kepada para siswa. Para siswa menerima pengenalan konsep-konsepnya sebelum mereka mengerjakan soal-soal dalam unit individual.
7) Tes Fakta, yaitu para siswa diminta mengerjakan tes-tes fakta selama tiga menit (biasanya fakta-fakta perkalian atau pembagian)
8) Unit Seluruh Kelas, yaitu pemberian materi oleh guru kembali di akhir waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah.
C. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe TAI
Adapun langkah-langkah dalam model pembelajaran TAI adalah sebagai berikut.
a. Di awali dengan pengenalan konsep oleh guru . Guru menyiapkan materi bahan ajar yang akan diselesaikan oleh kelompok siswa.
b. Guru memberikan pra-tes kepada siswa atau melihat rata-rata nilai harian siswa agar guru mengetahui kelemahan siswa pada bidang tertentu. (Mengadopsi unsur tes penempatan).
c. Guru memberikan materi secara singkat. (Mengadopsi unsur kelompok pengajaran).
d. Guru membentuk kelompok kecil yang heterogen tetapi harmonis berdasarkan pra tesatau nilai ulangan harian siswa, setiap kelompok 4-5 siswa. (Mengadopsi unsur Teams).
e. Setiap kelompok mengerjakan tugas dari guru berupa LKS yang telah dirancang sendiri sebelumnya, dan guru memberikan bantuan secara individual bagi yang memerlukannya. (Mengadopsi unsur belajar kelompok)
f. Ketua kelompok melaporkan keberhasilan kelompoknya dengan mempresentasikan hasil kerjanya dan siap untuk diberi ulangan oleh guru. (Mengadopsi unsur belajar kelompok).
g. Guru memberikan post-test untuk dikerjakan secara individu. (Mengadopsi komponen Fact Test).
h. Guru menetapkan kelompok terbaik sampai kelompok yang kurang berhasil (jika ada) berdasarkan hasil koreksi. (Mengadopsi unsur skor tim dan rekognisi tim).
i. Guru memberikan tes formatif sesuai dengan kompetensi yang ditentukan.
D. Kelebihan dan Kelemahan model pembelajaran tipe TAI
Model pembelajaran kooperatif memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing. Hal demikian juga dimiliki model pembelajaran kooperatif tipe TAI. Berikut ini adalah kelebihan dan kelemahan model pembelajaran tipe TAI.
Kelebihan :
ü Meningkatkan hasil belajar
ü Meningkatkan motivasi belajar
ü Mengurangi perilaku yang mengganggu dan konflik antar pribadi
ü Program ini bisa membantu siswa yang lemah/ siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi belajar.
ü Pada model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization peserta didik mendapatkan penghargaan atas usaha mereka.
ü Melatih peserta didik untuk bekerja secara kelompok, melatih keharmonisan dalam hidup bersama atas dasar saling menghargai.
ü Adanya rasa tanggung jawab dalam kelompok dalam menyelesaikan masalah.
ü siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilan.
Kelemahan :
ü Tidak semua mata pelajaran cocok diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI).
ü Apabila model pembelajaran ini merupakan model pembelajan yang baru diketahui, kemungkinan sejumlah peserta didik bingung, sebagian kehilangan rasa percaya diri dan sebagian mengganggu antar peserta didik lain.
ü Siswa yang kurang pandai secara tidak langsung akan menggantungkan pada siswa yang pandai;
ü Tidak ada persaingan antar kelompok.
Media pembelajaran kooperatif tipe TAI
Judul : jaring-jaring bangun ruang
Langkah 1:
Guru akan menyiapkan materi bahan ajar yang akan diselesaikan oleh kelompok siswa
· Guru memperkenalkan bentuk bangun ruang seperti apa kemudian memperlihatkan bagaimana bentuk jaring-jaring bangun ruang setelah itu memperkenalkan dimana letak rusuk dan titik sudut bangun tersebut.
Langkah 2 :
Guru memberikan pratest kepada siswa untuk mengetahui kelemahan pada siswa pada bidang tertentu
· Guru memberikan sebuah gambaran mengenai macam-macam bentuk jaring- jaring kemudian siswa dipersilahkan untuk memilih mana jaring-jaring yang bentuknya tepat . misalkan Guru memberikan pertanyaan mengenai jaring-jaring kubus maka siswa akan memilih gambaran jaring-jaring kubus tersebut serta dibuktikan apakah jaring-jaring yang dipilih tepat atau tidak dan diberikan pertanyaan dimana letak rusuk dan titik sudut pada kubus tersebut
Langkah 3 :
Guru memberikan materi singkat
· Guru akan menjelaskan bagaimana melukis jaring-jaring dengan tepat serta menjelaskan rumus tentang bangun ruang tersebut .
Langkah 4 :
Guru membentuk kelompok 4-5 orang berdasarkan pratest yang sebelumnya diberikan
· Guru akan mulai mengelompokkan siswa dengan kemampuan dan karakteristik yang tentunya berbeda-beda .
Langkah 5 :
Guru memberikan pratest kedua dan siswa akan mengerjakan secara kelompok
· Guru akan memberikan persoalan mengenai materi yang sudah dijelaskan diawal pembelajaran tadi . kali ini mereka mengerjakannya secara kelompoknya.
Langkah 6 :
Setiap kelompok akan mempresentasikan pekerjaannya masing-masing
· Guru akan membimbing kelompok tersebut apabila kelompok tersebut mengalami kendala pada saat jalannya presentasi
Langkah 7 :
Guru memberikan pertanyaan kepada setiap anggota kelompok mengenai hasil diskusinya.
· Guru akan memberikan pertanyaan mengenai masalah tentang materi yang di presentasikan tersebut secara individual
Langkah 8 :
Guru memberikan reward
· Guru akan memberikan reward kepada kelompok yang mengerjakan dengan tepat suatu permasalahan yang disediakan tadi , kemudian anggota kelompok mengerti tentang bagaimana cara menyelesaikkannya.
DAFTAR PUSTAKA
https://zaifibio.wordpress.com.
inovasi pembelajaran matematika . matematika3fkelompok8.blogspot.com.
model pembelajaran kooperatif tipe TAI. www.duniapembelajaran.com.
model pembelajaran tipe TAI. https://tikaindah.wordpress.com.
How to get to Gwin Casino in Bangalore via train - JTM Hub
BalasHapusOn 밀양 출장마사지 our journey, 파주 출장안마 we got to Gwin Casino in Bangalore via 제천 출장샵 train. This time around, we got to Gwin Casino in Bangalore using train. This time around, we 전라북도 출장안마 got to Gwin 상주 출장마사지 Casino