Rabu, 27 Juni 2018

Model Pembelajaran NHT (Numbered Head Together)


A.    PENGERTIAN NHT (Numbered Head Together)
Model pembelajaran merupakan praktik pembelajaran dari teori belajar yang dirancang berdasarkan kurikulum dan implikasinya. Model pembelajaran dirancang untuk dapat membantu peserta didik dalam pembelajaran.
Sebelum melaksanakan proses pembelajaran maka seorang guru membuat dan menyediakan materi atau model  pembelajaran. Model pembelajaran merupakan salah satu komponen dalam sistem pembelajaran yang memegang peranan penting dalam membantu siswa dalam belajar.
Model pembelajaran juga berfungsi sebagai pedoman bagi para guru dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. Untuk itu salah satu model pembelajaran yang digunakan oleh guru adalah model pembelajaran Numbered Head Together atau kepala bernomor, yang dirancang secara sistematis sebagai upaya untuk meningkatkan penguasaan akademik. Numbered Head Together adalah suatu model pembelajaran kooperatif yang menggunakan angka yang diletakkan diatas kepala dengan tujuan untuk memudahkan guru dalam mengeksplor aktifitas siswa dalam mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan di depan kelas. Strategi ini pertama kali dikenalkan oleh Spencer Kagan pada tahun 1992 dalam Suprijono (2009:92)
Dalam Triyanto (2007:62) Numbered head together atau penomoran berpikir bersama merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran. Beberapa penelitian telah dilakukan terkait dampak pelaksanaan model kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) di dalam proses pembelajaran. Sumartini (2007:42) menggunakan model kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan ketuntasan hasil belajar fisika siswa, dimana setelah melakukan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT), didapatkan nilai rata-rata aktivitas belajar siswa sebesar 75,77% (kategori aktif) dan nilai rata-rata ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 85,36%.


B.     Tujuan Pembelajaran NHT

-          Hasil belajar akademik stuktural
Bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.
-          Pengakuan adanya keragaman
Bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai latar belakang.
-          Pengembangan keterampilan sosial
Bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa.
Keterampilan yang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT merujuk pada konsep Kagen dalam Ibrahim (2000:29), dengan tiga langkah yaitu :
1.      Pembentukan kelompok;
2.      Diskusi masalah
3.      Tukar jawaban antar kelompok
C.     Sintaks dalam pembelajaran NHT
Langkah 1. Persiapan
Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat Skenario Pembelajaran (SP), Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
Langkah 2. Pembentukan kelompok
Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5 orang siswa. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Kelompok yang dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar. Selain itu, dalam pembentukan kelompok digunakan nilai tes awal (pre-test) sebagai dasar dalam menentukan masing-masing kelompok.
Langkah 3. Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan
Dalam pembentukan kelompok, tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan agar memudahkan siswa dalam menyelesaikan LKS atau masalah yang diberikan oleh guru.
Langkah 4. Diskusi masalah
Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah diberikan oleh guru. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat spesifik sampai yang bersifat umum.
Langkah 5. Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban
Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas.
Langkah 6. Memberi kesimpulan
Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan.
D.    Evaluasi Pembelajaran NHT
  1. Penilaian proses
Penilaian proses dilakukan selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung untuk menilai sikap siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan lembar penilaian sikap yang terdiri dari aspek kedisiplinan, minat, kerja sama, keaktifan dan tanggung jawab.
2.      Penilaian hasil
Penilaian hasil dilakukan berdasarkan kerja yang dilakukan siswa ketika memaparkan hasil diskusi kelompok.
E.     Manfaat Pembelajaran NHT
Menurut Slavin (2008:256) pembelajaran menomori bersama sangat baik untuk menambahkan tanggung jawab individual kepada diskusi kelompok, karena sebelumnya tidak diberi tahu siapa akan mewakili kelompok dalam mengemukakan jawaban sehingga setiap siswa menjadi lebih fokus.
Lundgren dalam Ibrahim (2000:18) mengemukakan, Ada beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap siswa yang hasil belajar rendah antara lain adalah:
  1. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi.
  2. Memperbaiki kehadiran.
  3. Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar.
  4. Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil.
  5. Konflik antara pribadi berkurang.
  6. Pemahaman yang lebih mendalam.
  7. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi.
  8. Hasil belajar lebih tinggi.
Jadi dalam pembelajaran NHT ini, siswa menjadi termotivasi untuk menguasai materi serta memiliki tanggung jawab individu, Meskipun dalam bentuk kelompok, namun kompetensi yang dikuasai ditekankan pada kompetensi Individu, karena di dalamnya terdapat proses pemberian jawaban yang diungkapkan setiap individu yang nomornya terpanggil oleh guru, sehingga siswa tidak bisa saling bergantung kepada masing-masing anggotanya.
Pembelajaran kooperatif tipe NHT ini mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan dalam kegiatan-kegiatan belajar.
F.     Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran NHT
Menurut Hill dalam Trianto (2007) menyebutkan bahwa kelebihan belajar kooperatif dengan metode struktural model NHT adalah:
  1. Meningkatkan prestasi siswa.
  2. Memperdalam pemahaman siswa.
  3. Menyenangkan siswa dalam belajar.
  4. Mengembangkan sikap kepemimpinan siswa.
  5. Mengembangkan rasa percaya diri siswa.
  6. Mengembangkan rasa saling memilki.
  7. Mengembangkan keterampilan-keterampilan masa depan.
Namun setiap model pembelajaran juga pasti terdapat kekurangan dan kelebihan, kekurangan model pembelajaran NHT sebagai berikut:
  1. Membutuhkan waktu yang cukup lama bagi siswa dengan guru, Selain itu membutuhkan kemampuan yang khusus dalam melakukan atau menerapkannya.
  2. Kemungkinan nomor yang telah dipanggil akan dipanggil kembali oleh guru.
  3. Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru.
  4. Proses diskusi dapat berjalan lancar jika ada siswa yang sekedar menyalin pekerjaan siswa yang pandai tanpa memiliki pemahaman yang memadai.
  5. Pengelompokkan siswa memerlukan pengaturan tempat duduk yang berbeda-beda serta membutuhkan waktu khusus.



DAFTAR PUSTAKA
https://luluksafiyah.wordpress.com/2016/02/22/model-pembelajaran-numbered-head-together-nht/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar