A.
PENGERTIAN
NHT (Numbered Head Together)
Model
pembelajaran merupakan praktik pembelajaran dari teori belajar yang dirancang
berdasarkan kurikulum dan implikasinya. Model pembelajaran dirancang untuk
dapat membantu peserta didik dalam pembelajaran.
Sebelum
melaksanakan proses pembelajaran maka seorang guru membuat dan menyediakan
materi atau model pembelajaran. Model
pembelajaran merupakan salah satu komponen dalam sistem pembelajaran yang
memegang peranan penting dalam membantu siswa dalam belajar.
Model
pembelajaran juga berfungsi sebagai pedoman bagi para guru dalam merencanakan
aktivitas belajar mengajar. Untuk itu salah satu model pembelajaran yang
digunakan oleh guru adalah model pembelajaran Numbered Head Together atau
kepala bernomor, yang dirancang secara sistematis sebagai upaya untuk meningkatkan
penguasaan akademik. Numbered Head Together adalah suatu model
pembelajaran kooperatif yang menggunakan angka yang diletakkan diatas kepala
dengan tujuan untuk memudahkan guru dalam mengeksplor aktifitas siswa dalam
mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya
dipresentasikan di depan kelas. Strategi ini pertama kali dikenalkan oleh
Spencer Kagan pada tahun 1992 dalam Suprijono (2009:92)
Dalam Triyanto (2007:62) Numbered head together atau penomoran
berpikir bersama merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas
tradisional untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang
tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi
pelajaran. Beberapa penelitian telah dilakukan terkait dampak pelaksanaan model
kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) di dalam proses pembelajaran.
Sumartini (2007:42) menggunakan model kooperatif tipe Numbered Head Together
(NHT) untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan ketuntasan hasil belajar
fisika siswa, dimana setelah melakukan pembelajaran dengan menggunakan model
kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT), didapatkan nilai rata-rata
aktivitas belajar siswa sebesar 75,77% (kategori aktif) dan nilai rata-rata
ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 85,36%.
B. Tujuan
Pembelajaran NHT
-
Hasil belajar akademik stuktural
Bertujuan
untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.
-
Pengakuan adanya keragaman
Bertujuan
agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai latar
belakang.
-
Pengembangan keterampilan sosial
Bertujuan
untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa.
Keterampilan
yang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat
orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan
sebagainya. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT merujuk pada konsep
Kagen dalam Ibrahim (2000:29), dengan tiga langkah yaitu :
1.
Pembentukan kelompok;
2.
Diskusi masalah
3.
Tukar jawaban antar kelompok
C. Sintaks dalam pembelajaran NHT
Langkah 1. Persiapan
Dalam tahap
ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat Skenario Pembelajaran
(SP), Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif
tipe NHT.
Langkah 2. Pembentukan
kelompok
Dalam
pembentukan kelompok disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5 orang
siswa. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok
yang berbeda. Kelompok yang dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari
latar belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar. Selain
itu, dalam pembentukan kelompok digunakan nilai tes awal (pre-test) sebagai
dasar dalam menentukan masing-masing kelompok.
Langkah 3. Tiap
kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan
Dalam
pembentukan kelompok, tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan
agar memudahkan siswa dalam menyelesaikan LKS atau masalah yang diberikan oleh
guru.
Langkah 4. Diskusi
masalah
Dalam kerja
kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan
dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk
menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban dari
pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah diberikan oleh
guru. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat spesifik sampai yang
bersifat umum.
Langkah 5. Memanggil
nomor anggota atau pemberian jawaban
Dalam tahap
ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor
yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas.
Langkah 6. Memberi
kesimpulan
Guru bersama
siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan
materi yang disajikan.
D.
Evaluasi Pembelajaran NHT
- Penilaian proses
Penilaian
proses dilakukan selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung untuk menilai
sikap siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan lembar
penilaian sikap yang terdiri dari aspek kedisiplinan, minat, kerja sama,
keaktifan dan tanggung jawab.
2.
Penilaian hasil
Penilaian
hasil dilakukan berdasarkan kerja yang dilakukan siswa ketika memaparkan hasil
diskusi kelompok.
E.
Manfaat Pembelajaran NHT
Menurut
Slavin (2008:256) pembelajaran menomori bersama sangat baik untuk menambahkan
tanggung jawab individual kepada diskusi kelompok, karena sebelumnya tidak
diberi tahu siapa akan mewakili kelompok dalam mengemukakan jawaban sehingga
setiap siswa menjadi lebih fokus.
Lundgren
dalam Ibrahim (2000:18) mengemukakan, Ada beberapa manfaat pada model
pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap siswa yang hasil belajar rendah
antara lain adalah:
- Rasa harga diri menjadi lebih tinggi.
- Memperbaiki kehadiran.
- Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar.
- Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil.
- Konflik antara pribadi berkurang.
- Pemahaman yang lebih mendalam.
- Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi.
- Hasil belajar lebih tinggi.
Jadi dalam
pembelajaran NHT ini, siswa menjadi termotivasi untuk menguasai materi serta
memiliki tanggung jawab individu, Meskipun dalam bentuk kelompok, namun
kompetensi yang dikuasai ditekankan pada kompetensi Individu, karena di
dalamnya terdapat proses pemberian jawaban yang diungkapkan setiap individu
yang nomornya terpanggil oleh guru, sehingga siswa tidak bisa saling bergantung
kepada masing-masing anggotanya.
Pembelajaran
kooperatif tipe NHT ini mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam
kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan dibentuknya kelompok
kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat
secara aktif dalam proses berpikir dan dalam kegiatan-kegiatan belajar.
F.
Kelebihan dan Kekurangan
Pembelajaran NHT
Menurut Hill
dalam Trianto (2007) menyebutkan bahwa kelebihan belajar kooperatif dengan
metode struktural model NHT adalah:
- Meningkatkan prestasi siswa.
- Memperdalam pemahaman siswa.
- Menyenangkan siswa dalam belajar.
- Mengembangkan sikap kepemimpinan siswa.
- Mengembangkan rasa percaya diri siswa.
- Mengembangkan rasa saling memilki.
- Mengembangkan keterampilan-keterampilan masa depan.
Namun setiap
model pembelajaran juga pasti terdapat kekurangan dan kelebihan, kekurangan
model pembelajaran NHT sebagai berikut:
- Membutuhkan waktu yang cukup lama bagi siswa dengan guru, Selain itu membutuhkan kemampuan yang khusus dalam melakukan atau menerapkannya.
- Kemungkinan nomor yang telah dipanggil akan dipanggil kembali oleh guru.
- Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru.
- Proses diskusi dapat berjalan lancar jika ada siswa yang sekedar menyalin pekerjaan siswa yang pandai tanpa memiliki pemahaman yang memadai.
- Pengelompokkan siswa memerlukan pengaturan tempat duduk yang berbeda-beda serta membutuhkan waktu khusus.
DAFTAR PUSTAKA
https://luluksafiyah.wordpress.com/2016/02/22/model-pembelajaran-numbered-head-together-nht/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar