Rabu, 04 Juli 2018

Problem Posing


A.    Pengertian Problem Posing
Secara  harfiah,  problem  posing  bermakna  mengajukan  soal  atau  masalah. Silver (1996:294) mengemukakan batasan problem posing sebagai berikut The  term  problem  posing  has  been  used  to  refer  both  to  the  generation  of  new problems  and  to  the  reformulation  of  given  problems.  Suryanto  (dalam Siswono,1999:26-27) membagi definisi problem posing menjadi tiga, yaitu:
a.  Problem posing adalah perumusan soal sederhana atau perumusan ulang soal
yang  ada  dengan  beberapa  perubahan  agar  lebih  sederhana  dan  dapat dikuasai.  Hal  ini  terjadi  dalam  pemecahan  soal-soal  yang  rumit,  dengan pengertian  bahwa  problem  posing  merupakan  salah  satu  langkah  dalam menyusun rencana pemecahan masalah.
b.  Problem  posing  adalah  perumusan  soal  yang  berkaitan  dengan  syarat-syarat pada  soal  yang  telah  dipecahkan  dalam  rangka  pencarian  alternatif pemecahan atau alternatif soal yang relevan.
c.  Problem  posing  adalah  perumusan  soal  atau  pembentukan  soal  dari  suatu situasi yang tersedia, baik dilakukan sebelum, ketika atau setelah pemecahan soal atau masalah.
            Dalam proses pembelajaran matematika, problem posing dapat dipandang sebagai  pendekatan  atau  tujuan  (Upu,2003:15).  Sebagai  suatu  pendekatan, problem  posing  berkaitan  dengan  kemampuan  guru  memotivasi  siswa  melalui perumusan situasi  yang menantang sehingga siswa dapat mengajukan pertanyaan matematika yang dapat diselesaikan dan berakibat pada kemampuan mereka untuk memecahkan masalah. Sebagai suatu tujuan, problem posing berhubungan dengan kompleksitas dan kualitas masalah matematika yang diajukan siswa. Dengan kata lain, Problem posing merupakan suatu pendekatan pembelajaran  dengan  cara  pemberian  tugas  kepada  siswa  untuk  menyusun  atau membuat  soal  berdasarkan  situasi  yang  tersedia  serta dapat  menyelesaikan  soal  yang telah dibuat sendiri. Situasi  dapat  berupa  gambar,  cerita,  atau  informasi  lain  yang  berkaitan  dengan materi pelajaran.
           




B.     Ciri – Ciri Pendekatan Problem Posing

Thobroni dan Mustofa (2012: 350) menyatakan bahwa pembelajaran problem posing memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.       Guru belajar dari murid dan murid belajar dari guru.
b.      Guru menjadi rekan murid yang melibatkan diri dan menstimulasi daya pemikiran kritis murid-muridnya serta mereka saling memanusiakan.
c.       Manusia dapat mengembangkan kemampuannya untuk mengerti secara kritis dirinya dan dunia tempat ia berada.
d.      Pembelajaran problem posing senantiasa membuka rahasia realita yang menantang manusia kemudian menuntut suatu tanggapan terhadap tantangan tersebut. 

Komponen Problem Posing
       Pendekatan Problem posing  ternyata sesuai dengan sistem matematis. Berpikir matematis terdiri dari atas beberapa komponen, yaitu:
1)      Memahami masalah atau perkara
2)      Berusaha keluar dari kemacetan yang ada
3)      Menemukan kekeliruan yang ada
4)      Meminimumkan pembilangan
5)      Meminimumkan tulis-menulis dalam perhitungan
6)      Gigih dalam mencari strategi pemecahan masalah
7)      Membentuk soal atau masalah
        Pembelajaran matematika melalui problem posing diharapkan merupakan pendekatan yang efektif, karena kegiatan tersebut sesuai dengan pola pikir matematis, dalam arti :
1)      Pengembangan matematika sering terjadi dari kegiatan membentuk soal,
2)      Membentuk soal merupakan salah satu tahap dalam berpikir matematis.
       Pembelajaran matematika menggunakan pendekatan problem posing jika diperhatikan juga sesuai dengan pendapat Mel Silberman yang telah dikemukakan di atas. Semua potensi siswa (pendengaran,penglihatan dan pemikiran/jalan berpikir) dilibatkan dalampembelajaranmenggunakan pendekatan ini, sehingga siswa diharapkan akan menguasai ilmu yang diserapnya.
C.    Langkah – Langkah Pendekatan Problem Posing
Saminanto (Maulina, 2013: 20-21) menyatakan bahwa langkah-langkah pendekatan pembelajaran problem posing adalah :
1)      Guru menjelaskan materi pelajaran menggunakan alat peraga.
2)      Guru memberikan latihan soal.
3)      Siswa diminta mengajukan soal.
4)      Secara acak guru meminta siswa untuk menyajikan soal temuannya di depan kelas.
5)      Guru memberi tugas rumah secara individu. 

Sedangkan, langkah-langkah penerapan pendekatan problem posing dengan pembelajaran kooperatif yang dikemukakan oleh Saminanto, sejalan dengan pendapat Thobroni dan Mustofa (2012: 351) yang menyatakan bahwa:
1)      Guru menjelaskan materi pelajaran kepada siswa menggunakan alat peraga untuk memfasilitasi siswa dalam mengajukan pertanyaan.
2)      Siswa diminta untuk mengajukan pertanyaan secara berkelompok.
3)      Siswa saling menukarkan soal yang telah diajukan.
4)      Kemudian menjawab soal-soal tersebut dengan berkelompok.

D.    Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Problem Posing
Dari setiap Pendekatan pasti ada kelebihan dan kekurangannya. Thobroni dan Mustofa (2012: 349) mengemukakan bahwa kelebihan dan kekurangan dari pendekatan problem posing adalah :
a.      Kelebihan
Problem  posing mempunyai beberapa kelebihan, antara lain:
1.      Memberi  kesempatan  kepada  siswa  untuk  mencapai  pemahaman  yang  lebih luas dan menganalisis secara lebih mendalam tentang suatu topik.
2.      Memotivasi siswa untuk belajar lebih lanjut.
3.      Memberi  kesempatan  kepada  siswa  untuk  mengembangkan  sikap  kreatif,
bertanggung jawab, dan berdiri sendiri.
4.      Pengetahuan  akan lebih  lama diingat siswa karena diperoleh dari hasil belajar
atau hasil eksperimen yang berhubungan dengan minat mereka dan lebih terasa
berguna untuk kehidupan mereka. 

b.      Kekurangan

            Selain  kelebihan-kelebihan  tersebut,  problem  posing  mempunyai  kekurangn,
1.      Membutuhkan lebih banyak  waktu bagi siswa untuk menyelesaikan tugas yang diberikan.
2.      Menyita  lebih  banyak  waktu  bagi  pengajar,  khususnya  untuk  mengoreksi tugas siswa.
3.      Siswa berkemampuan rendah tidak dapat menyelesaikan semua soal  yang dibuatnya  atau  soal-soal  yang  dibuat  oleh  temannya  yang  memiliki kemampuan problem posing lebih tinggi.

E.     Klasifikasi Bentuk Pengajuan Masalah Matematika
               Pertanyaan matematika adalah pertanyaan yang mengandung masalah matematika dan berkaitan dengan informasi yang diberikan. Pertanyaan matematika ini dibagi menjadi dua, yaitu pertanyaan matematika yang dapat diselesaikan dan pertanyaan matematika yang tidak dapat diselesaikan. Suatu pertanyaan matematika dapat diselesaikan jika pertanyaan yang dibuat siswa memuat informasi yang cukup dari informasi yang ada untuk diselesaikan. Pertanyaan matematika yang  dapat diselesaikan ini dibedakan lagi menjadi dua, yaitu pertanyaan matematika yang memuat informasi baru dan pertanyaan matematika yang tidak memuat informasi baru. Sedangkan suatu pertanyaan matematika tidak dapat diselesaikan jika pertanyaan yang dibuat siswa memiliki tujuan yang tidak sesuai dengan informasi yang diberikan.
               Pertanyaan non matematika merupakan pertanyaan yang tidak mengandung masalah matematika dan tidak mempunyai kaitan dengan informasi yang diberikan. Selain itu, masalah  yang diajukan oleh siswa berbentuk pernyataan. Bentuk masalah ini tidak mengandung kalimat pertanyaan yang mengarah kepada pertanyaan matematika ataupun pertanyaan non matematika.

Silver dan Cai memberikan istilah pengajuan masalah (problem posing) diaplikasikan pada tiga bentuk aktivitas kognitif matematika yang berbeda, yaitu:
a.        Pengajuan Pre Solution Posing yaitu seorang siswa membuat soal berdasarkan informasi yang diberikan. Artinya siswa membuat pengajuan soal berdasarkan informasi tugas yang telah diberikan.
b.      Pengajuan Within Solution Posing, yaitu seorang siswa  membuat ulang soal seperti yang telah diselesaikan.
c.       Pengajuan Post Solution Posing, yaitu seorang siswa memodifikasi kondisi soal yang sudah diselesaikan untuk membuat soal yang baru.







KESIMPULAN
              
               Problem posing adalah model pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran secara langsung untuk memberi kesempatan kepada siswa dalam menganalisis permasalahan yang ada dengan serangkaian kegiatan-kegiatan yang lebih bermakna. Proses pembelajaran didominasi dengan kegiatan-kegiatan siswa yang secara langsung dengan situasi yang telah diciptakan guru. Dalam kegiatan tersebut, maka siswa dapat membuka wawasan yang dimilikinya dan memberikan kesempatan yang luas untuk saling berkomunikasi.

























DAFTAR PUSTAKA

RUSTINI, Yustina. PEMAHAMAN KONSEP PENDAPATAN NASIONAL MELALUI PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING.

SEPTI, Dian,  et al. PENDEKATAN PROBLEM POSING DENGAN LATAR PEMBELAJARAN KOOPERATIF. Article, 2017, 8, 7

YASINTA, Dinda, et al. Efektivitas Pembelajaran Problem Posing untuk Mengoptimalkan Hasil Belajar Akutansi di Smk Negeri 1 Pontianak. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran , 2016, 5, 7.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar