A.
Pengertian Problem atau Masalah
Secara umum orang
memahami masalah (problem) sebagai
kesenjangan antara kenyataan dan harapan. Namun dalam matematika, istilah “problem” memiliki makna yang lebih
khusus. Kata “Problem” terkait erat
dengan suatu pendekatan pembelajaran yaitu pendekatan problem solving. Jika siswa menghadapi suatu soal matematika, maka
ada beberapa hal yang mungkin terjadi pada siswa, yaitu :
a. Siswa langsung
mengetahui atau mempunyai gambaran tentang penyelesaiannya tetapi tidak
berkeinginan (berminat) untuk menyelesaikan soal itu.
b. Siswa mempunyai
gambaran tentang penyelesaiannya dan berkinginan untuk menyelesaikannya.
c. Siswa tidak
mempunyai gambaran tentang penyelesaiannya akan tetapi berkeinginan untuk
menyelesaikan soal itu.
d. Siswa tidak
mempunyai gambaran tentang penyelesaiannya dan tidak berkeinginan untuk
menyelesaikan soal itu.
Apabila siswa berada
pada kemungkinan c), maka dikatakan bahwa soal itu adalah masalah bagi siswa.
Tetapi tidak setiap soal dapat disebut problem
atau masalah. Ciri-ciri suatu soal disebut “problem”
dalam perspektif ini paling tidak memuat 2 hal yaitu :
1. soal tersebut
menantang pikiran (challenging).
2. soal tersebut tidak
otomatis diketahui cara penyelesaiannya (nonroutine).
Mengenai masalah itu
sendiri terbagi menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Soal mencari (problem to find), yaitu mencari,
menentukan, atau mendapatkan nilai atau objek tertentu yang tidak diketahui
dalam soal dan memenuhi kondisi atau syarat yang sesuai dengan soal. Objek yang
ditanyakan atau dicari (unknown),
syarat-syarat yang memenuhi soal (conditions),
dan data atau informasi yang diberikan merupakan bagian penting atau pokok dari
sebuah soal mencari dan harus dipahami serta dikenali dengan baik pada saat
awal memecahkan masalah.
2. Soal membuktikan (problem to prove), yaitu prosedur untuk
menentukan apakah suatu pernyataan benar atau tidak benar. Soal membuktikan
terdiri atas bagian hipotesis dan kesimpulan. Pembuktian dilakukan dengan
membuat atau memproses pernyataan yang logis dari hipotesis menuju kesimpulan,
sedangkan untuk membuktikan bahwa suatu pernyataan tidak benar, cukup diberikan
contoh penyangkalnya sehingga pernyataan tersebut tidak benar.
B.
Pengertian Problem Solving
Problem
solving adalah proses belajar mengajar dengan menghadapkan
siswa pada masalah yang harus dipecahkan sendiri sesuai dengan kemampuan yang
ada pada diri siswa tersebut, dan dengan memberi latihan yang diberikan pada
waktu belajar matematika yang bersifat latihan dan masalah yang menghendaki
siswa untuk menggunakan analisa agar siswa memiliki pengetahuan, keterampilan,
dan pemahaman.
Problem
solving dalam matematika memiliki kekhasan tersendiri.
Secara garis besar terdapat tiga macam interpretasi istilah problem solving dalam pembelajaran
matematika, yaitu :
1. Problem solving sebagai
tujuan
Para pendidik,
matematikawan, dan pihak yang menaruh perhatian pada pendidikan matematika
seringkali menetapkan problem solving sebagai salah satu tujuan pembelajaran matematika.
Bila problem solving ditetapkan atau dianggap sebagai tujuan pengajaran maka ia
tidak tergantung pada soal atau masalah yang khusus, prosedur, atau metode, dan
juga isi matematika. Anggapan yang penting dalam hal ini adalah bahwa
pembelajaran tentang bagaimana menyelesaikan masalah (solve problems) merupakan “alasan utama” (primary reason) belajar matematika.
2. Problem solving sebagai proses
Pengertian lain tentang
problem solving adalah sebagai sebuah
proses yang dinamis. Dalam aspek ini, problem
solving dapat diartikan sebagai proses mengaplikasikan segala pengetahuan
yang dimiliki pada situasi yang baru dan tidak biasa. Dalam interpretasi ini,
yang perlu diperhatikan adalah metode, prosedur, strategi dan heuristik yang
digunakan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah. Masalah proses ini sangat
penting dalam belajar matematika dan yang demikian ini sering menjadi fokus
dalam kurikulum matematika. Sebenarnya, bagaimana seseorang melakukan proses problem solving dan bagaimana seseorang
mengajarkannya tidak sepenuhnya dapat dimengerti. Tetapi usaha untuk membuat
dan menguji beberapa teori tentang pemrosesan informasi atau proses problem
solving telah banyak dilakukan. Dan semua ini memberikan beberapa prinsip dasar
atau petunjuk dalam belajar problem solving dan aplikasi dalam pengajaran.
3. Problem solving sebagai keterampilan dasar
Problem
solving sebagai keterampilan dasar (basic skill). Pengertian problem
solving sebagai keterampilan dasar lebih dari sekedar menjawab tentang
pertanyaan : “apa itu problem solving?”
Ada banyak anggapan
tentang apa keterampilan dasar dalam matematika. Beberapa yang dikemukakan
antara lain keterampilan berhitung, keterampilan aritmetika, keterampilan
logika, keterampilan “matematika”, dan lainnya. Satu lagi yang baik secara
implisit maupun eksplisit sering diungkapkan adalah keterampilan problem
solving. Beberapa prinsip penting dalam problem solving berkenaan dengan
keterampilan ini haruslah dipelajari oleh semua siswa.
C.
Ciri-Ciri Pendekatan Problem Solving
Mengenai model atau
pendekatan pemecahan masalah (problem
solving approach), maka karakteristik khusus pendekatan pemecahan masalah,
yakni :
1. Adanya interaksi
antar siswa dan interaksi guru dan siswa.
2. Adanya dialog
matematis dan konsensus antar siswa.
3. Guru menyediakan
informasi yang cukup mengenai masalah, dan siswa mengklarifikasi,
menginterpretasi, dan mencoba mengkonstruksi penyelesaiannya.
4. Guru menerima
jawaban dari siswa dan hanya menjawab benar atau salah bukan untuk
mengevaluasi.
5. Guru membimbing, mengarahkan
dan melatih siswa dengan menanyakan beberapa pertanyaan-pertanyaan berwawasan
dan berbagi dalam proses pemecahan masalah.
6. Sebaiknya guru
mengetahui kapan ikut serta membantu siswa dan kapan guru hanya mengawasi dan membiarkan
siswa menggunakan caranya sendiri.
7. Karakteristik
lanjutan sebagai pendekatan pemecahan masalah yang dapat menggiatkan siswa
untuk melakukan prosedur sesuai aturan dan konsep, dalam sebuah proses pokok
dalam matematika
D.
Langkah – Langkah Problem Solving
Empat langkah pokok cara pemecahan masalah, yaitu :
1. Memahami masalahnya
Masing-masing siswa
mengerjakan latihan yang berbeda dengan teman duduk nya, kemudian siswa
memahami masalah dengan baik.
2. Menyusun rencana
penyelesaian
Pada tahap ini siswa
diarahkan untuk dapat mengidentifikasi masalah, kemudian mencari cara yang
tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut.
3. Melaksanakan rencana
penyelesaian
Langkah yang ketiga,
siswa dapat menyelesaikan masalah dengan melihat contoh atau dari buku, dan bertanya
pada guru sesuai dengan yang direncanakan.
4. Memeriksa kembali
penyelesaian yang telah dilaksanakan
Terakhir siswa mengulang
kembali atau memeriksa jawaban yang telah dikerjakan, kemudian siswa bersama
guru dapat menyimpulkan dan dapat mempresentasikan di depan kelas.
E.
Kelebihan dan Kekurangan Problem Solving
Setiap metode
pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan. Metode problem solving memiliki kelebihan dan kekurangan antara lain
Kelebihan metode problem
solving adalah
1. Dapat membuat siswa
menjadi lebih menghayati kehidupan sehari-hari
2. Dapat melatih dan
membiasakan para siswa untuk menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil
dan benar
3. Dapat mengembangkan
kemampuan berfikir siswa secara kreatif
4. Siswa sudah mulai
dilatih untuk memecahkan masalahnya
5. Dapat diterapkan
secara langsung yaitu untuk memecahkan masalah
6. Teknik yang cukup
bagus untuk lebih memahami suatu materi pelajaran
7. merangsang
perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi
dengan tepat
Kekurangan metode problem
solving adalah
1. Memerlukan cukup
banyak waktu
2. Melibatkan lebih
banyak orang karean membutuhkan berbagai pendapat dari yang lain
3. Siswa belajar hanya mendengarkan
dan menerima informasi dari guru
F.
Aplikasi Penerapan Problem Solving
Sebagi ilustrasi dapat
dilihat pada masalah “Dua tahun yang lalu seorang laki-laki umurnya enam kali
umur anaknya. Delapan belas tahun yang akan datang umurnya akan menjadi dua
kali umur anaknya. Berapakah umur mereka sekarang?”
Adapun penyelesaian
masalah tersebut dengan menggunakan langkah langkah disajikan pada tabel 1.
Dari tabel 1, indikator yang dapat diketahui oleh guru pada saat peserta didik
mengerjakan pemecahan masalah matematika dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel. 1
Langkah
|
Pemecahan Masalah
|
Kegiatan Siswa
|
Yang Ditulis Siswa
|
1
|
Memahami
masalah
|
Siswa
menuliskan syarat cukup
Siswa
menuliskan syarat perlu
|
Diketahui
: Dua tahun yang lalu umur seorang ayah enam kali umur ananknya. Delapan
belas tahun lagi umurnya dua kali umur anaknya
Ditanyakan
: Berapa umur ayah dan anaknya sekarang
|
2
|
Membuat
rencana pemecahan masalah
|
Siswa
menuliskan rencana penyelesaian
|
Dimisalkan
saat ini umur ayah x tahun dan umur anaknya y tahun. Dicari hubungan antara
umur ayah dan anak dua tahun yang lalu dan delapan belas tahun yang akan
datang untuk dapat menemukan nilai x dan y.
|
3
|
Melaksanakan
rencana pemecahan masalah
|
Siswa
menyelesaikan masalah berdasarkan rencana yang telah dibuat
|
Misal
: Saat ini umur ayah x tahun dan umur anaknya y tahun.
Maka
:
Dua
tahun yang lalu umur ayah (x-2) tahun dan umur anak (y-2) tahun sehingga
terdapat hubungan
(x-2)
= 6(y-2)
x
– 2 = 6(y – 2)
x
– 2 = 6y – 12
x
= 6y – 10 ................... 1)
Delapan
belas tahun lagi umur ayah (x+18) tahun dan umur anak (y+18) tahun,sehingga
ada hubungan
(x+18)
= 2(y+18)
x+
18 = 2y + 36 .................... 2)
Persamaan
1) disubstitusikan ke persamaan 2)
(6y
– 10) + 18 = 2y + 36
6y
+ 8 = 2y + 36
4y
= 28
y
= 7 ………………….. 3)
Persamaan
3) disubstitusikan ke persamaan 1)
x
= 6(7) – 10 = 42 – 10 = 32
Umur
ayah = x = 32 tahun
Umur
anaknya = y = 7 tahun
|
4
|
Memeriksa
kembali jawaban
|
Siswa
memeriksa kembali jawaban
|
Saat
ini umur ayah 32 tahun dan umur anak 7 tahun, maka :
Dua
tahun yang lalu umur ayah (32-2) = 30 tahun, umur anaknya 7-2 = 5 tahun,
sehingga umur ayah dua tahun yang lalu enam kali umur anaknya.
Delapan
belas tahun lagi umur ayah (32 + 18) = 50 tahun, umur anaknya 7 + 18 = 25
tahun, sehingga umur ayah delapan belas tahun lagi dua kali umur anaknya.
Jadi
: Saat sekarang umur orang laki-laki itu 32 tahun dan umur anaknya 7 tahun
|
Tabel 2
Langkah
|
Pemecahan Masalah
|
Memahami masalah
|
Indikator
|
1
|
Memahami
masalah
|
1.
Cara peserta didik dalam menerima informasi yang
ada pada soal (baik secara fisik, maupun yang terjadi dalam proses
berpikirnya).
2.
Cara peserta didik dalam memilah informasi menjadi
informasi penting dan tidak penting.
3.
Cara peserta didik dalam mengetahui kaitan antar
informasi yang ada.
4.
Cara peserta didik dalam me-nemukan informasi
terpenting yang akan menjadi kunci da-lam menyelesaikan masalah.
5.
Cara peserta didik dalam menyimpan informasi
penting yang telah didapatkan.
6.
Cara peserta didik dalam men-ceritakan kembali
informasi yang telah didapatkan.
|
1.
Peserta didik dapat menentukan syarat cukup (hal-hal yang diketahui) dan
syarat perlu (hal-hal yang ditanyakan).
2.
Peserta didik dapat menceritakan kembali masalah (soal) dengan bahasanya
sendiri.
|
2
|
Membuat
rencana pemecahan masalah
|
1.
Cara peserta didik dalam merencanakan pemecahan
masalah.
2.
Cara peserta didik dalam menganalisis kecukupan
data untuk menyelesaikan soal.
3.
Cara peserta didik dalam memeriksa apakah semua
informasi penting telah digunakan.
|
Rencana
pemecahan masalah peserta didik dapat digunakan sebagi pedoman dalam
menyelesaikan masalah.
|
3
|
Melaksanakan
rencana pemecahan masalah
|
1.
Cara peserta didik dalam membuat langkah-langkah
penyelesaian secara benar.
2.
Cara peserta didik dalam me-meriksa setiap langkah
penye-lesaian.
3.
Cara peserta didik dalam memeriksa apakah setiap
data sudah digunakan, dan apakah setiap masalah sudah ter-jawab.
|
1.
Peserta didik menggunakan langkah-langkah secara benar.
2.
Peserta didik terampil dalam algoritma dan ketepatan menjawab soal
|
4
|
Memeriksa
kembali jawaban
|
1.
Cara peserta didik untuk memanggil kembali
informasi penting, agar dapat digunakan untuk merencanakan penyelesaian
dengan cara berbeda.
2.
Cara peserta didik dalam menggunakan informasi untuk
mengerjakan kembali soal dengan cara yang berbeda.
|
Peserta
didik melakukan pemeriksaan hasil jawaban soal terhadap soal.
|
Kesimpulan
Pemecahan masalah (problem solving) idealnya menjadi
sentral dalam pembelajaran matematika karena pemecahan masalah selalu
melingkupi setiap aktivitas manusia, pemecahan masalah dekat dengan kehidupan
sehari-hari, dan pemecahan masalah dapat melibatkan proses berpikir secara
optimal. Dengan pembelajaran pemecahan masalah diharapkan siswa mampu untuk
memecahkan permasalahan matematika, menerapkan dan mengadaptasi berbagai macam
strategi, dan membangun pengetahuannya sendiri. Salah satu cara untuk
menyelesaikan suatu masalah matematika dapat menggunakan langkah-langkah Polya,
yaitu: (1) langkah memahami masalah, (2) langkah membuat rencana pemecahan
masalah, (3) langkah melaksanakan rencana pemecahan masalah, dan (4) langkah
memeriksa kembali jawaban.
Daftar
Pustaka
(2002). Pengertian Strategi
Pemecahan Masalah (Problem Solving) , 16.
(2003). Metode Problem Solving
(Pemecahan masalah), 9.
Sumardyono. (2007). PENGERTIAN
DASAR PROBLEM SOLVING, 10.
Yuwono, A. (2016). PROBLEM SOLVING
DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA. UNION: Jurnal Pendidikan Matematika ,
14.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar